Revolusi
adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang
berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Ia terdiri dari ribuan katalisator yang mengubah keadaan. Dalam revolusi
perubahan keadaan bergerak sangat cepat bisa dalam hitungan jam. Dalam sejarah
Indonesia modern Revolusi atas susunan masyarakat hanya terjadi dua kali dan
ini menelan korban yang luar biasa. Pertama : Revolusi Egaliter 1945 dan Kedua,
Revolusi Elitis 1965.
Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat
direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa
kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya
relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi
industri di Inggris
yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan
hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari
sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa
berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi
merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang
ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen
perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi
dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak
bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader
revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi
nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi,
beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini
menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian
terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Telah banyak tugu peringatan dan
museum yang melukiskan keperkasaan dan kemasyuran ravolusi di banyak negara
yang telah menjalankan revolusi seperti yang terdapat di Vietnam, Rusia, China,
Indonesia, dan banyak negara lainnya. Menjebol dan membangun merupakan bagian
integral yang menjadi bukti fisik revolusi. Tatanan lama yang busuk dan
menyesatkan serta menyengsarakan rakyat, diubah menjadi tatanan yang besar
peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia, setelah Hugo Chavez menjadi
presiden ia segera merombak tatanan agraria, di mana tanah untuk rakyat sungguh
diutamakan yang menyingkirkan dominasi para tuan tanah di banyak daerah di
negeri itu.
Dalam pengertian umum, revolusi mencakup jenis
perubahan apapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut. Misalnya Revolusi
Industri yang mengubah wajah dunia menjadi modern. Dalam definisi yang
lebih sempit, revolusi umumnya dipahami sebagai perubahan politik. Pada
hakikatnya revolusi adalah mengubah pola pikir, mobilitas status sosial,
mengubah susunan logika yang terbangun mapan, mengubah kebudayaan, mengubah
arus informasi dan yang paling penting revolusi adalah mengubah : PETA MODAL.
Tentang peta modal inilah yang tidak pernah dibahas baik dalam hukum-hukum
revolusi Lenin, hukum-hukum revolusi Mao atau hukum-hukum revolusi Sukarno baik
Lenin, Mao dan Sukarno bergerak dan terpaku pada mobilitas sosial saja, mereka
tidak mendefinisikan pemetaan gerak Modal sehingga revolusi mereka penuh
propaganda tapi gagal memasukkan konstelasi gerak modal sehingga mereka kerap
terjebak pada persoalan-persoalan budaya, persoalan-persoalan logistik dan
persoalan-persoalan wilayah (geopolitik) mereka gagal memenuhi analisa
perkembangan masyarakat yang ditentukan hanya dan oleh hanya satu soal :
MANUSIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar