Minggu, 13 April 2014

Indonesian Files



    Pemerintahan hari ini telah berhasil menerapkan agenda-agenda liberal pada level-level kebijakan strategis. Dengan kelicikannya itu, kekayaan alam Indonesia, baik minyak bumi, pertambangan, air, tanah, dan udara telah dioper kepemilikan dan pengelolaannya kepada asing melalui program privatisasinya. Praktis sejak saat ini, rakyat pun tidak bisa lagi menikmati kekayaan alam Indonesia dan pelayanan publik yang memadai. Oleh karena itu rakyat harus tahu, bahwa para penguasa di zaman reformasi tak jauh seperti apa yang pernah dilakukan oleh Soeharto terhadap bangsa ini, terutama kejahatannya yang terselubung. Tidak berbeda jauh dengan Soeharto, mereka pun mencoba memperalat aparat militer agar dirinya bisa menguasai kekuatan vital negara Indonesia.

      Dengan menempatkan antek-antek asing di level strategis terutama jabatan Presiden dan Menteri, mereka menguasai bidang ekonomi yang pro liberal untuk mempertahankan kepentingan bisnis asing dalam mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Mereka membiarkan perusahaan asing untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia yang melimpah sehingga menyebabkan perampokan terhadap kekayaan alam milik rakyat atas nama investasi asing dan pasar bebas.  
        Faktanya, selama kepemimpinan SBY penanganan Blok Cepu telah diserahkan kepada Exxon Mobil (milik keluarga Rockefeller yahudi). Pengelolaan tambang tembaga, perak dan emas di Irian Jaya berada di tangan Freeport. Pengelolaan tambang emas di NTT dan Minahasa ditangani oleh Newmont. Pengelolaan sumber-sumber kekayaan alam lainnya, khususnya tambang, juga berada di tangan sejumlah perusahaan multinasional asing. Selama ini keuntungan atau hasilnya lebih banyak mengalir ke perusahaan-perusahaan multinasional asing yang menguntungkan negara-negara Barat, sementara rakyat malah bertambah miskin.            
       Para penguasa telah sukses memainkan perannya sebagai kaki tangan asing, terutama bagi Amerika. Dengan menjadi kaki tangan asing, mereka mendapatkan keuntungan dan bisa menikmati kekuasaannya. Maka tak heran, jika penguasa tersebut sangat memanjakan Amerika karena telah mendukungnya menjadi penguasa di Indonesia yang kemudian ia harus melindungi kepentingan Amerika untuk melakukan penjarahan serta perampokan terhadap kekayaan alam Indonesia. 
       Kini, dengan akan adanya pergantian kepemimpinan di negeri ini melalui Pemilu Presiden, para elit politik negeri ini pun berusaha meminta restu kepada Amerika dan sekutunya agar mendapatkan dukungan untuk menjadi RI 1. Tidak akan jauh dengan para penguasa sebelum-sebelumnya, nanti setelah menjabat sebagai RI 1 pun jelas akan membiarkan kekayaan negeri ini dirampok oleh negara asing. 
        Dengan demikian, kekayaan alam Indonesia akan terus dijual melalui program privatisasi para penguasa dan dibiarkannya dirampok oleh bangsa Amerika dan sekutunya hingga akhirnya Indonesia bangkrut yang kemudian bangsa ini dijadikannya sebagai pelayan setia Amerika dan sekutu-sekutunya. Bukankah hal ini tidak sesuai dengan semangat pendirian NKRI, yakni membebaskan diri dari penjajahan. Para aparat TNI dan Polri yang katanya mempunyai komitmen dengan NKRI melalui slogannya ‘NKRI Harga Mati’, tapi mereka rela dan mau diperalat oleh para penguasa untuk menjual dan menggadaikan negara ini kepada Amerika dan sekutu-sekutunya.  

Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka hanya memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang.”

        Oleh sebab itu, sangat masuk akal jika orang-orang asing inilah yang dimaksudkan oleh Prabu Siliwangi nu nyarekel gadéan (mereka yang punya uang/ yang memegang gadai-an) yang telah memegang kendali atas tanah dan kekayaan alam Indonesia karena telah dijual dan digadaikan oleh para penguasa sehingga rakyat tak lagi memiliki hak atas negara ini. 
Simak selengkapnya dalam buku "TERBONGKAR: Menjawab Misteri Isi Wangsit Siliwangi".


Buku “TERBONGKAR: Menjawab Misteri Isi Wangsit Siliwangi” ini secara lengkap mengupas kebenaran sejarah masa lalu dan masa kini yang akan membuat pembaca tersadar seperti terbangun dari mimpi.

Penulis : Gugun Sopian
Penerbit : Pustaka Rahmat 
Tebal   : 174 Halaman 

Telah terbit!! Bagi yang berminat dengan buku tersebut dapat mendatangi toko-toko buku terdekat dengan tempat tinggal anda, sebagai berikut: 

  • Toko Buku Toga Mas Supratman dan Toga Mas Buah Batu, Bandung 
  • Rumah Buku Supratman, Bandung
  • Toko Buku Gelap Nyawang ITB 
  • Toko Buku Merauke (Cirebon, Garut, Pamanukan, Karawang, Purwakarta, Sukabumi, dan Bogor) 
  • Toko Buku Alinea (Griya Cinunuk, Cimahi, Griya Kuningan, dan Griya Subang)
  • Toko Buku RS Borromeus 
  • Toko Buku Ceria, Malang
  • Toko Buku Zanafa I dan Zanafa II, Pekanbaru 
  • Toko Buku BBC Cikutra, Palasari II, Giant Pasteur, Giant lembang, dan Giant Lampung 
  • Toko Buku Kisera, Jatinangor 
  • Toko Buku Kasidah Cinta, depan UIN Bandung 
  • Toko Buku IBC, depan UIN Bandung 
  • Toko Buku Ar-Risalah Palasari, Bandung 
  • Toko Buku Aldy Buku, depan UNPAD Jatinangor 
  • Toko Buku Rumah Ibu, Sumedang   
 Nashrullah akan segera tiba di bumi Indonesia. (Gugun Sopian)