Rabu, 15 Februari 2017

Kapan dan Bagaimana Terjadinya AL MALHAMAH AL KUBRA?

Berdasarkan zhahir hadits yang dikutip bahwa peristiwa “ash shulh” dan memerangi “musuh dari belakang” terjadi beruntun, karena Rasul menggunakan kata “fa” yang maksudnya tidak ada jeda. Sedangkan peristiwa Al Malhamah Al Kubro sendiri terjadi saat kaum muslimin pulang dari peperangan melawan “musuh dari belakang” tadi. Artinya, jeda hanya terjadi sesaat seusai peperangan sebelum akhirnya kaum Muslimin pulang, dan Rasul tidak menceritakan adanya peristiwa besar yang lain sebelum terjadinya Al Malhamah Al Kubro. Faktanya, pada saat peristiwa “ash shulh” dan Al Malhamah Al Kubro terjadi, kaum muslimin sudah memiliki benteng dan perkemahan di bumi Syam yang diberkahi. Artinya, bumi Syam sudah ditaklukan oleh kaum Muslimin, sebagaimana hadits berikut:

” ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻤﻠﺤﻤﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﻓﺴﻄﺎﻁ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ، ﺑﺄﺭﺽ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻐﻮﻃﺔ ، ﻓﻴﻬﺎ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻬﺎ ﺩﻣﺸﻖ ، ﺧﻴﺮ ﻣﻨﺎﺯﻝ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻳﻮﻣﺌﺬ ” ” ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺮﺟﺎﻩ .


Perkemahan kaum muslimin pada hari Al Malhamah adalah di Ghouthah, dekat kota Damaskus, itulah sebaik-baik tempat bagi kaum muslimin pada hari itu. [Mustadrak Ala Shahihain Kitabul Fitan wal Malahim 8543] Dengan kata lain, setelah Persia (Iran) ditaklukan barulah kaum Muslimin menaklukan Syam, lalu mengadakan perjanjian dengan Romawi, lalu memerangi “pasukan dari belakang”, lalu terjadilah Al Malhamah Al Kubro, yaitu pertempuran besar-besaran antara Romawi melawan umat Islam dan akhirnya Romawi dapat ditaklukan dengan idzin Allah. Adapun peristiwa Al Malhamah Al Kubro terjadi setelah Romawi mendatangi A’maq atau Dabiq, sebagaimana hadits :

ﻻ ﺗﻘﻮﻡ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﺣﺘﻰ ﻳﻨﺰﻝ ﺍﻟﺮﻭﻡ ﺑﺎﻷﻋﻤﺎﻕ ﺃﻭ ﺑﺪﺍﺑﻖ ﻓﻴﺨﺮﺝ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺟﻴﺶ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﻦ ﺧﻴﺎﺭ ﺃﻫﻞ ﺍﻷﺭﺽ ﻳﻮﻣﺌﺬ ﻓﺈﺫﺍ ﺗﺼﺎﻓﻮﺍ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻟﺮﻭﻡ ﺧﻠﻮﺍ ﺑﻴﻨﻨﺎ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺳﺒﻮﺍ ﻣﻨﺎ ﻧﻘﺎﺗﻠﻬﻢ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻧﺨﻠﻲ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﻭﺑﻴﻦ ﺇﺧﻮﺍﻧﻨﺎ ﻓﻴﻘﺎﺗﻠﻮﻧﻬﻢ ﻓﻴﻨﻬﺰﻡ ﺛﻠﺚ ﻻ ﻳﺘﻮﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﺑﺪﺍ ﻭﻳﻘﺘﻞ ﺛﻠﺜﻬﻢ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﺸﻬﺪﺍﺀ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﻔﺘﺘﺢ ﺍﻟﺜﻠﺚ ﻻ ﻳﻔﺘﻨﻮﻥ ﺃﺑﺪﺍ ﻓﻴﻔﺘﺘﺤﻮﻥ ﻗﺴﻄﻨﻄﻴﻨﻴﺔ ﻓﺒﻴﻨﻤﺎ ﻫﻢ ﻳﻘﺘﺴﻤﻮﻥ ﺍﻟﻐﻨﺎﺋﻢ ﻗﺪ ﻋﻠﻘﻮﺍ ﺳﻴﻮﻓﻬﻢ ﺑﺎﻟﺰﻳﺘﻮﻥ ﺇﺫ ﺻﺎﺡ ﻓﻴﻬﻢ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺇﻥ ﺍﻟﻤﺴﻴﺢ ﻗﺪ ﺧﻠﻔﻜﻢ ﻓﻲ ﺃﻫﻠﻴﻜﻢ ﻓﻴﺨﺮﺟﻮﻥ ﻭﺫﻟﻚ ﺑﺎﻃﻞ ﻓﺈﺫﺍ ﺟﺎﺅﻭﺍ ﺍﻟﺸﺎﻡ ﺧﺮﺝ ﻓﺒﻴﻨﻤﺎ ﻫﻢ ﻳﻌﺪﻭﻥ ﻟﻠﻘﺘﺎﻝ ﻳﺴﻮﻭﻥ ﺍﻟﺼﻔﻮﻑ ﺇﺫ ﺃﻗﻴﻤﺖ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻴﻨﺰﻝ ﻋﻴﺴﻰ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﺄﻣﻬﻢ ﻓﺈﺫﺍ ﺭﺁﻩ ﻋﺪﻭ ﺍﻟﻠﻪ ﺫﺍﺏ ﻛﻤﺎ ﻳﺬﻭﺏ ﺍﻟﻤﻠﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻓﻠﻮ ﺗﺮﻛﻪ ﻻﻧﺬﺍﺏ ﺣﺘﻰ ﻳﻬﻠﻚ ﻭﻟﻜﻦ ﻳﻘﺘﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻴﺪﻩ ﻓﻴﺮﻳﻬﻢ ﺩﻣﻪ ﻓﻲ ﺣﺮﺑﺘﻪ . ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻃﻮﻳﻞ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻔﺘﻦ ‏( 2897 ‏) ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ

Tidak akan terjadi kiamat sehingga bangsa Romawi sampai di A’maq atau Dabiq. Kedatangan mereka dihadapi oleh sebuah pasukan yang keluar dari kota Madinah yang merupakan penduduk bumi yang terbaik pada masa itu. Pada saat mereka telah berbaris, bangsa Romawi menggertak : “Biarkan kami masuk untuk membuat perhitungan dengan orang-orang kami yang kalian tawan!” Mendengar gertakan tersebut, kaum muslimin menjawab : “Demi Allah, kami tak akan membiarkan kalian mengusik saudara-saudara kami!” Maka terjadilah peperangan antara kedua pasukan. 

Sepertiga pasukan Islam akan melarikan diri, maka Allah tidak akan mengampuni mereka selama-lamanya. Sepertiga pasukan Islam akan terbunuh, merekalah sebaik-baik syuhada. Sepertiga yang lainnya akan memperoleh kemenangan dan tidak akan terkena fitnah sedikitpun selamanya. Kemudian mereka menaklukan kota Konstantinopel. Ketika mereka tengah membagi-bagi harta rampasan perang dan telah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon Zaitun, mendadak suara teriakan setan, “Sesungguhnya Al Masih Ad Dajjal telah menguasai keluarga kalian!”

Mereka pun bergegas pulang, namun ternyata berita itu bohong. Tatkala mereka telah sampai di Syam, barulah Dajjal muncul. Ketika mereka tengah mempersiapkan diri untuk berperang dan merapikan barisan, tiba-tiba datang waktu shalat. Pada saat itulah Nabi Isa bin Maryam turun. Ia memimpin mereka. Begitu melihat Nabi Isa, musuh Allah si Dajjal pun meleleh bagaikan garam yang mencair. Sekiranya ia membiarkannya, sudah tentu musuh Allah itu akan hancur leleh. Namun Allah membunuhnya melalui perantara Nabi Isa, sehingga beliau menunjukkan kepada kaum muslimin darah musuh Allah yang masih segar menempel di ujung tombaknya. [HR. Muslim 2897]

Hadits di atas menunjukkan bahwa kaum muslimin “menahan” sebagian orang Romawi yang disebut sebagai “saudara” oleh kaum muslimin. Para ulama menafsirkan bahwa mereka adalah orang Romawi yang telah masuk Islam dan tinggal bersama kaum muslimin di Syam. Peristiwa ini mengingatkan kita akan peristiwa pasca shulhul Hudaybiyah, dimana orang-orang musyrikin Makkah memaksa mereka yang berhijrah ke Madinah setelah perjanjian disepakati, tidak diperkenankan dan dipaksa untuk pulang ke Makkah, walaupun akhirnya mereka tidak pulang ke Makkah.

Adapun yang terjadi di akhir zaman kelak, bahwa setelah kaum muslimin dan Romawi bersama-sama selesai memerangi “musuh dari belakang”, banyak di antara orang-orang Romawi yang lebih memilih tinggal di Syam (berislam). Hal ini membuat orang-orang Romawi geram dan menghendaki mereka untuk kembali (murtad), namun kaum muslimin melindunginya. Saat itulah Al Malhamah terjadi yang kemudian diikuti beberapa peristiwa sebagaimana yang diriwayatkan tersebut. 
Wallahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar